Friday, March 1, 2013

Gejala penyakit diabetes melitus

Penyakit diabetes melitus atau biasa disingkat sebagai DM merupakan penyakitas yang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Penyakit yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis ini merupakan penyakit keturunan (genetik, kelainan bibit) yang menyebabkan gangguan produksi hormon insulin (resistensi insulin pada diabetes tipe 2 dan tidak adanya produksi insulin pada diabetes tipe 1). Hormon insulin inilah yang mengatur gula di dalam darah sehingga kembali normal. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan empat juta kematian per tahun, hampir sama dengan kematian akibat HIV/AIDS. Data tahun 2000 menunjukkan diabetes melitus diderita 8,4 juta orang dan akan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030.




Menurut ahli ada tiga jenis penyakit kencing manis yang dikelompokkan berdasarkan sifatnya
  1. penyakit DM yang bergantung kepada insulin,
  2. penyakit DM yang tidak bergantung kepada insulin (bagi penderita kurus maupun gemuk), 
  3. dan penderita yang berhubungan dengan kekurangan nutrisi.
Disamping itu, ada pula penyakit DM yang berkaitan dengan gejala pada organ tertentu seperti pada pankreas, hal hormonal, zat-zat kimia, kelainan pada insulin, serta dapat pula disebabkan oleh genetik.

Pada umumnya penyakit diabetes melitus ini terjadi dikarenakan oleh tidak berfungsinya sebagian atau dalam jumlah yang besar pada organ pankreas yang seharusnya menghasilkan zat insulin, sehingga terjadilah yang disebut sebagai kekurangan insulin. Selain itu dapat pula terjadi dikarenakan adanya gangguan fungsi pada saat masuknya glukosa ke dalam sel manusia yang disebabkan oleh obesitas atau kegemukan. Jenis DM yang ditimbulkan oleh kurangnya insulin disebut DM tipe 1, sedangkan diabetes dari tipe 2 atau disebut dengan istilah diabetes melitus yang dikarenakan malfungsi pada insulinnya. Insulin itu sendiri merupakan hormon yang dihasilkan di pankreas, yang berbentuk kelenjar di bagian belakang lambung. Insulin memiliki fungsi untuk mengatur glukosa pada tubuh untuk berubah menjadi energi dan menyimpan sisanya di hati serta otot.

Ada beberapa gejala yang dapat anda kenali sebagai gejala umum yang terjadi pada penderita diabetes melitus yaitu:

1. Berat badan turun secara drastis.

2. Sering kencing (polyuri).
Poliuri atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi pada malam hari. Mengapa demikian? Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl, maka gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar, yang mengandung gula itu, tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume urine yang keluar banyak dan kencing pun menjadi sering. Hal tersebut akan sangat sering sehingga pada malam hari bisa mengganggu tidur.

3. Sering minum (Polidipsi), karena haus.
Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan begitu banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk mengatasi hal tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.

4. sering makan (Polifagi), karena cepat lapar.
Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa kurang energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan.

5. Kaki terasa gatal-gatal, kadang-kadang disertai dengan rasa kesemutan.

6. Gejala lainnya yaitu adanya gangguan syaraf pada kaki dalam bentuk sering terjadi kesemutan di malam hari, turunnya daya penglihatan, berasa gatal pada kemaluan, luka yang sulit sembuh, mudah mengantuk, adanya gangguan saat ereksi serta adanya keputihan pada wanita.

Agar tepat dalam penanganan, ada baiknya anda mendapatkan pengobatan yang intensif jika tidak ingin terjadi komplikasi dalam tubuh anda. Untuk itu dituntut kedisplinan anda untuk selalu menguji kadar gula dalam darah yang dapat dilakukan di labor dan dengan alat yang anda gunakan sendiri. Jika hal ini tidak diwaspdai sejak awal, dapat terjadi gangguan pada pembuluh darah seperti pembuluh darah pada otak, pada mata, jantung, ginjal, serta pada daerah kaki.

Sebagai bahan pertimbangan, sebaiknya segera periksa gula darah, jangan lupa untuk berpuasa malam. Periksalah gula darah puasa dan gula darah setelah makan 2 jam kemudian.

Nilai rujukan uji gula darah biasanya yang dipakai adalah :

Puasa                                 2 Jam PP
70 – 110 mg/dl                    > 140 mg/dl
Berbagai studi lain juga telah menemukan Penderita diabetes menghadapi risiko lebih tinggi mengidap jenis kanker tertentu dibandingkan mereka yang tak menderita penyakit gula darah, demikian hasil riset baru di Amerika Serikat.

Berdasarkan hasil survei terhadap 400.000 orang dewasa yang dimuat jurnal Diabetes Care terungkap, sekitar 16 dari setiap 100 pria penderita diabetes dan 17 dari 100 perempuan penderita diabetes tercatat mengidap kanker. Sementara itu, hanya tujuh dari setiap 100 lelaki dan 10 per 100 perempuan nondiabetes yang mengidap kanker
hubungan di antara kedua penyakit tersebut kendati tak ada bukti bahwa yang satu mengakibatkan yang lain. Riset juga menemukan, berbagai jenis kanker yang lebih mungkin ditemukan pada penderita diabetes berbeda antara lelaki dan perempuan.

Dibandingkan mereka yang tak menderita diabetes, pria diabetes lebih mungkin untuk melaporkan bahwa mereka terserang kanker usus, pankreas, rektum, kandung kemih, ginjal, atau prostat.  Sementara perempuan diabetes memiliki lebih banyak kasus kanker payudara, leukemia, atau kanker perut.

Untuk pria, peningkatan risiko terbesar adalah kanker pankreas, yakni 16 kasus per 10.000 kasus di kalangan penderita diabetes, sedangkan di kalangan perempuan nondiabetes hanya dua kasus dari setiap 10.000.
Risiko perempuan penderita leukemia juga sangat beragam di antara kedua kelompok tersebut. Satu dari setiap 1.000 perempuan nondiabetes mengatakan, mereka telah didiagnosis terserang kanker darah, sementara tiga dari setiap 1.000 perempuan penderita diabetes mengalami penyakit tersebut.